Ketika hujan deras
mengguyur bumi, aku hanya bisa terdiam didalam gubuk sederhana ini. Menyaksikan
Kekuasaan Tuhan yang telah memberikan kesegaran bagi bumi ini. Terlintas di
benakku pada suasana di film-film drama.
Walaupun tidak terlalu suka, tapi aku pernah melihat sebuah adegan yang lazim
ada dalam film drama, yaitu ketika ada seorang gadis yang menangis ditengah
hujan lebat. Disudut lain ada seorang lelaki sambil memegang payung menatapnya
dari kejauhan,tatapan yang menunjukkan sebuah keprihatinan. Entah mengapa
tiba-tiba ku teringat pada adegan itu. Adegan itu membuktikan bahwa banyak
persoalan didunia ini yang sulit untuk diselesaikan. Masalah yang membuat orang
yang mengalaminya merasakan sesuatu yang membuat batinnya dilanda rasa bimbang
dan kegelisahan.
Betapa gelisahnya hati ini, apalagi
sesuatu hal yang luar biasa akan dihadapiku olehku dan semua orang yang
setingkat denganku, yakni Ujian Nasional. Menatap UN dengan perasaan yang tak
menentu menghadirkan kecemasan yang memenuhi isi hati ini. Sebenarnya ini bukan
hal yang harus ditakuti, sebab UN bukan penentu segalanya. Namun, tetap saja
muncul ketakutan menjelang seleksi besar ini dimulai. Berusaha dan berdoa
menjadi hal yang bisa dilakukan untuk saat ini. Tapi, apakah Tuhan tidak
mempertanyakan kelakuan hamba-Nya yang hanya datang ketika ada masalah ? kesenangan
seringkali membuat kita lupa akan karunia dari Sang Pencipta. Dengan hadirnya
masalah tentu saja membuat manusia berpikir dan berusaha untuk mendekati Tuhan.
Dari sekian banyak masalah di dunia ini menunjukkan bahwa tak mudah menjalani
hidup ini.
Namun ketika melihat keluar
sebenarnya semua kehidupan di dunia ini bisa terlihat begitu mudah. Ketika
kulihat sebuah sekolah Taman Kanak-kanak, semua anak-anak kecil yang berada
disana terlihat begitu ceria dalam menjalani kegiatannya. Anak-anak yang masih
suci dari segala noda yang mengotori dirinya tersebut memang belum mengarungi
kerasnya hidup ini. Namun hati ini merasa bahagia, walaupun hanya melihat anak-anak
kecil yang sedang bermain dengan begitu gembiranya. Lalu kulihat seorang ibu
yang membimbing anak-anak tersebut untuk berbaris sebelum memasuki kelas. Ibu
tersebut adalah guru mereka. Sang guru membimbing seluruh anak dengan tatapan
wajah yang ceria dan penuh kasih sayang.
Sejenak
ku berpikir betapa senangnya menjadi guru TK. Walaupun lelah harus mengurus
anak-anak usia dini tersebut, yang belum banyak tahu, namun hati akan merasa
tenang dan bahagia ketika melihat anak-anak yang ceria dan penuh canda tawa.
Keluguan mereka dapat menyejukkan suasana hatiku yang berada dalam kegelisahan.
Tanggung jawab guru TK sebenarnya sangat berat, karena mereka dituntut untuk
bisa mengajarkan anak-anak yang belum bisa apa-apa menjadi bisa. Karena sebelum
masuk Sekolah Dasar setiap anak harus bisa membaca, menulis dan berhitung. Sungguh
mulia pekerjaan sebagai seorang guru.
Lalu
ketika berada di sekolah aku berjumpa dengan guru-guru yang sudah hampir 3
tahun memberikan banyak ilmu bagiku dan teman-teman yang lain. Semua usaha
mereka dalam membantu siswa sungguh mulia. Tak peduli meskipun banyak siswa
yang bandel tapi mereka tak kenal lelah dalam memberikan ilmu. Apalagi ketika
diluar jam pelajaran ada siswa yang menanyakan tentang hal yang belum dipahami,
sang guru mau menjelaskannya dengan ikhlas. Walaupun begitu tetap saja masih
banyak siswa yang tidak menghargai gurunya. Kenapa ? kenapa ? kenapa pekerjaan
mulia ini tidak selalu mendapatkan balasan yang baik juga. Tapi kuyakin, kelak
mereka akan mendapatkan balasan yang setara.
Sesungguhnya
ada orang yang lebih mulia dari seorang guru, beliau adalah orang yang
disayangi oleh Tuhan karena jasa-jasanya yang tak mungkin bisa terbalaskan oleh
siapapun. Beliau adalah orangtua kita. Ketika teringat sosok kedua orangtua,
kembali kesedihan datang menghampiri. Sungguh, hingga saat ini belum ada hal
yang sudah kulakukan untuk membuat orangtua bahagia. Benar-benar kenyataan yang
pahit, setiap tetes keringat mereka merupaka perjuangan yang luar biasa untuk
anak-anaknya. Tidak semua anak selalu menyadari betapa perjuangan dan
pengorbanan yang dilakukan oleh orangtuanya
merupakan hal paling dahsyat yang pernah dilakukan oleh umat manusia di muka
bumi ini. Selain itu banyak dari anak yang tidak menaruh rasa hormat pada orangtuanya.
Sungguh ironis semua kejadian ini. Perasaan bersalah selalu datang menghampiri
kala teringat akan semua hal ini.
Hati
ini sesungguhnya menyesali semua kesalahan yang pernah terjadi. Ketika teringat
akan dosa-dosa yang diperbuat, hati seolah menjerit. Kesalahan di masa lampau
bisa menjadi penghalang terhadap kesuksesan seseorang. Kehidupan sesungguhnya
begitu berat. Namun selalu saja ada hal yang bisa menunjukkan bahwa hidup ini
mudah. Orang-orang beraktifitas seperti mestinya. Anak-anak sedang bermain di
lapangan, seorang pedagang melayanani semua pembelinya hingga seorang yang
dengan ikhlas mengangkut sampah dari setiap rumah. Angin yang berhembus di sore
hari memberikan kesejukkan yang menenangkan semua orang. Hati yang ikhlas
memberikan kebahagiaan bagi yang menjalaninya. Dengan kebahagiaan membuat hidup
terasa lebih mudah.
Sungguh,
kebahagiaan adalah tujuan utama dalam hidup ini. Seberapa sulit rintangan yang
dihadapi jika dilalui dengan hati yang ikhlas tentu akan meringankan beban kita.
Hati yang ikhlas dapat memberikan kebahagiaan bagi setiap elemen yang terlibat
didalamnya. Mengapa tiba-tiba hal seperti ini terbesit didalam benakku ? Ujian
yang sudah hadir dihadapan kita, mau tak mau harus dihadapi. Tak peduli berasal
dari manakah kalian, ujian tetap harus dihadapi. Mungkin banyak yang
beranggapan kalau ini sama dengan mempertaruhkan masa depan, tapi seseungguhnya
ini bukan akhir dari segalanya. Tuhan Maha Tahu, Tuhan selalu mengiringi setiap
langkah kita. Yang perlu dilakukan adalah berusaha dan tetap memohon bantuan
kepada Sang Kuasa.
Setelah
berlalu nya masa-masa ini, masalah yang baru tentu sudah menanti. Kemanakah
kita akan melangkah ? apakah semua akan berlalu begitu saja ? semua pertanyaan
tersebut terus menghantui pikiran kita. Tak ada seorangpun yang ingin
mendapatkan kegagalan dalam hidupnya. Pilihan yang tepat akan membantu menatap
masa depan. Evolusi yang terjadi pada diri kami tentu menunjukkan
kematangan seseorang dalam menghadapi
dunia yang baru. Dunia yang tak sama dengan ruang lingkup sebelumnya. Jika
mengingat masa lalu, aku merasa lebih nyaman dahulu. Menjalani hidup dengan
keceriaan, tanpa dibebani tanggung jawab seperti saat ini. Waktu yang telah
berlalu menepis kemungkinan untuk kembali ke masa lampau yang penuh kegembiraan
sebagai seorang insan yang masih suci dan belum menyentuh dunia sesungguhnya.
Kali ini diawali dengan Bismillah, kulangkahkan kaki menuju sebuah pintu. Pintu
yang menjembatani dunia kami dengan dunia yang levelnya lebih tinggi lagi,
dunia yang lebih keras dan tentu saja dunia yang belum pernah diarungi
sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar