Rabu, 17 Juli 2013

Cinta dan prestasi



Sejak masuk SMK aku bertemu dengan sosok orang yang tak pernah diduga-duga. Dia adalah kakak kelasku, Dicky namanya. Kak Dicky menurutku adalah sosok kakak kelas yang cocok untuk dijadikan sosok teladan bagi adik-adiknya di sekolah. Dia merupakan orang yang baik, rajin, dan mempunyai wibawa. Dia juga merupakan siswa yang pandai di kelasnya, selain itu dia memiliki paras wajah yang bisa membuat hati  perempuan luluh kalo melihatnya, hmmm... dia itu ganteng banget. Entah apa yang ada di benakku saat ini, aku selalu teringat padanya. Meskipun di sekolah kami saling mengenal hanya sebagai teman biasa, tapi yang kurasakan adalah lebih dari itu. Dia merupakan sosok cowok yang aku suka dan aku kagumi, Hmmm…. sepertinya, aku jatuh cinta padanya.
                Aku saling kenal dengan Kak Dicky melalui ekskul, dia merupakan sosok senior yang baik. Suatu saat ketika aku dan teman-temanku ngobrol di kelas, kami sedang membicarakan Kak Dicky. Eh, tau gak ? katanya Kak Dicky itu ranking 1 di kelasnya, kata Sinta pada yang lain. Iya, aku udah tau itu dari Kak Irma, sahut Lisa. Eh, tapi ada yang aneh lho, katanya dia itu belum punya pacar, Sinta menambahkan. Oh ya ? ”masa sih cowok yang keren, pinter dan ganteng kayak dia gak punya pacar”, jawab Desy. Aku sebenernya suka sama Kak Dicky, tapi gimana ya ? dengan suara pelan aku menambah pembicaraan dalam obrolan mereka. Apa ? kamu suka sama dia ? jawab yang lain serentak. Kayaknya ini kesempatan yang bagus buat kamu Git, soalnya Kak Dicky itu belum punya pacar, jawab Sinta. Ya udah, kalo kamu emang suka kita akan bantu kamu kok, tambah Desy. Kalo gitu terima kasih ya, jawabku pada mereka. Aku senang teman-teman mau membantuku untuk bisa jadian sama Kak Dicky.
                Sepulang sekolah aku dan Sinta bertemu dengan Kak Dicky. Hai kak, sapa Sinta. Hai juga, jawab Kak Dicky singkat. Kakak belum pulang ? Sinta memulai pembicaraan. Nggak, masih ada tugas nih, sahut Kak Dicky. Dalam percakapan ini Sinta bermaksud untuk mengajakku ngobrol dengan Kak Dicky, agar kami lebih akrab. Tapi, aku malah nervous banget nih. Selama Sinta dan Kak Dicky terus berbincang-bincang seharusnya aku bisa ikut bergabung, namun aku merasa canggung ketika berhadapan dengan Kak Dicky sehingga aku pun tidak banyak bicara. Dalam hati aku merasa sangat kesal, padahal ini kesempatan yang bagus, kenapa malah deg-degan kaya gini. Ketika aku terlihat tampak gusar Kak Dicky melemparkan pertanyaan padaku. Gita, kamu nggak apa-apa ? nggak apa-apa Kak, jawabku pelan. Sadar kalau ini belum waktu yang tepat untuk bisa saling dekat akhirnya Sinta pun menutup pembicaraan. Hmmm, ya udah kalo gitu kami pulang duluan ya Kak. Ya udah kalo gitu, hati-hati di jalan ya, jawab Kak Dicky.
                Git, kok dari tadi kamu diem mulu ? kenapa nggak ikut ngobrol ? Tanya Sinta padaku. Tadi aku deg-degan banget Sin, jawabku. Hmmm… ya udah kalo gitu, mungkin setiap hari kamu harus lebih sering ngobrol sama Kak Dicky, biar nggak canggung lagi. Iya Sin, jawabku. Hari demi hari terus berlalu, Sinta memang cepat akrab dengan orang lain. Setiap hari dia selalu membuka perbincangan dengan Kak Dicky, namun aku masih belum bisa seakrab Sinta. Setiap hari Sinta selalu membantuku untuk bisa akrab dengan Kak Dicky, dia memang sahabat baikku. Seiring dengan berjalannya waktu akhirnya aku bisa akrab dengan Kak Dicky, hubungan kami sudah seperti teman dekat. Kini tak ada lagi perasaan canggung ketika berbicara dengannya. Makin lama kami makin akrab. Senang sekali rasanya bisa dekat dengan Kak Dicky. Baru bisa dekat saja sudah senang sekali, apalagi kalo bisa jadi pacarnya.
                Setelah akrab seperti ini bukan berarti sudah tidak ada masalah, bagaimana caranya supaya aku bisa menjadi pacar Kak Dicky ? jika hanya seperti ini Kak Dicky hanya akan mengganggapku sebagai teman biasa, tapi aku menginginkan suatu hal yang lebih dari teman biasa. Aku merasa bingung, apa yang harus dilakukan agar bisa berpacaran dengan Kak Dicky ? tanyaku pada Sinta. Hmmm… sepertinya kamu harus melakukan pendekatan, cari tau semua yang dia suka. Lalu kamu ikuti apa yang dia suka, jawab Sinta dengan antusias. Boleh juga saranmu, okelah kalo gitu akan kucoba. Akhirnya ku ikuti saran yang diberikan oleh Sinta. Kucoba untuk mencari tau apa aja sih yang Kak Dicky suka. Ketika sedang ngobrol dengan Kak Dicky selalu kuselipkan pertanyaan tentang apa hal yang dia suka. Bukan hanya melalui percakapan dengannya, tapi kucari juga info melalui akun facebook dan beberapa orang temannya. Waduh, semangat banget aku mencari info tentang hal yang disukai oleh Kak Dicky. Seandainya aku sesemangat ini saat sedang belajar, pasti nilaiku akan lebih baik lagi.
                Salah satu teman baik Kak Dicky adalah Kak Irma, dia adalah teman sekelas Kak Dicky. Aku tanyakan beberapa hal kepada Kak Irma. Kak, boleh tanya sesuatu nggak ? tanyaku pada Kak Irma. Hmmm, memang mau tanya apa ? balas Kak Irma. Saya mau tau lebih banyak tentang Kak Dicky. Lalu Kak Irma pun menceritakan semua yang ia tau tentang Kak Dicky. Yang dia ceritakan adalah tentang hobi Kak Dicky, makanan kesukaannya, hal yang disenanginya serta hal yang ditakutinya. Ehmm.. Kak, kira-kira tau nggak tipe cewek yang disukai Kak Dicky, aku kembali mengajukan pertanyaan. Oh, kalo masalah itu sih aku kurang tau, karena sampai sekarang dia belum pernah punya pacar, jelas Kak Irma. Tapi, kalo aku mau jadi pacarnya apakah dia akan mau ? gumamku dalam hati. Eh, jangan-jangan kamu suka sama Dicky ya ! ledek Kak Irma. Ahh, Kakak tau aja, balasku. Kalo kamu ingin jadi pacarnya Dicky kamu harus berusaha sebisa mungkin agar dia suka sama kamu. Soalnya sebelum ini pernah ada cewek yang mencoba mendekati Dicky, tapi mungkin karena Dicky tidak suka jadi dia hanya dianggap sebagi teman saja. Dicky belum pernah pacaran, jadi dia kurang peka sama perasaan perempuan. Jadi kamu harus membuatnya tau kalo kamu itu menyimpan perasaan terhadapnya, jelas Kak Irma. Oh ya kalo begitu aku akan mencobanya, terima kasih Kak atas bantuannya, kataku menutup pembicaraan.
                Aku harus bisa membuat Kak Dicky tau kalo aku itu menyukainya, tapi apa yang bisa kulakukan ? untuk saat ini aku harus bisa menyukai apa hal-hal yang Kak Dicky suka. Dia suka sepakbola akupun mau tak mau harus suka sepakbola. Dia suka sama musik dangdut, ya mau tak mau aku harus suka juga. Minimal tau sedikit. Selain itu juga aku mencoba untuk memberikan perhatian lebih padanya, misalnya aku lebih sering menanyai kabarnya melalui sms. Aku juga berusaha mencoba agar dia mau mempercayaiku untuk menjadi teman curhatnya, dengan cara sering curhat dengannya. Maksudnya agar dia juga mau curhat denganku. Selama masa pendekatan ini terus dilakukan, semakin dekat aku dengan Kak Dicky. Sampai-sampai teman-temanku menyangka kalau aku dan dia sudah pacaran. Kami lebih sering ngobrol berdua, itulah yang menyebabkan teman-teman menyangka kalau aku sudah pacaran dengan Kak Dicky.
                Cie-cie, kayaknya ada yang udah jadian nih, goda Desy. Hmm belum Des, kami belum jadian jawabku. Wah masa sih ? tapi kalian kelihatannya udah sangat dekat, tambah Desy. Belum Des, sebenarnya aku yakin dia tuh tau kalo aku suka padanya tapi, sampai sekarang dia belum nembak aku. Wahh, jangan-jangan Kak Dicky itu memang belum tau kalo kamu itu suka padanya, kata Sinta. Iya, mungkin juga tuh, tambah Lisa. Jadi aku harus gimana dong ? tanyaku pada mereka. Mending kamu bilang aja ke Kak Dicky kalo kamu suka padanya, saran Lisa. Tapi, masa cewek yang nembak cowok ? sahutku. Jaman sekarang udah nggak aneh ada cewek yang nembak cowok, jelas Lisa. Eh, tapi sebaiknya kamu tunggu dulu apakah Kak Dicky memberikan respon atau tidak, jika sudah cukup lama tidak memberikan respon tak ada salahnya kalo kamu nyatakan cinta padanya, Sinta menambahkan. Baiklah kalo begitu aku akan mengikuti saran kalian, terima kasih atas bantuannya.
                Beberapa hari kulakukan terus hal yang biasa aku lakukan, membuat Kak Dicky sadar kalo aku menaruh perasaan terhadapnya. Kami memang dekat, tapi sama sekali tak ada respon dari Kak Dicky. Mungkin benar apa yang dikatakan oleh Kak Irma kalo Kak Dicky itu kurang peka terhadap perasaan perempuan, atau mungkin dia sudah tau tapi dia tidak punya perasaan padaku. Aku semakin bingung, mungkin sudah saatnya bagiku untuk menjelaskan yang sebenarnya pada Kak Dicky tentang perasaanku ini. Akhirnya suatu saat ketika pulang sekolah aku ngobrol dengan Kak Dicky. Sebenarnya aku sangat deg-degan, tapi aku harus mengatakannya terus terang. Kak, sebenarnya ada yang ingin kutanyakan, tanyaku pada Kak Dicky. Ada apa ? jawab Kak Dicky. Sebenarnya Kakak itu sayang nggak sama aku ? setelah kutanyakan hal ini wajah Kak Dicky tampak berubah, sepertinya dia bingung mau jawab apa. Kakak kenapa ? tanyaku lagi. Ehm, nggak apa-apa. Tadi kenapa kamu menanyakan hal itu, Kak Dicky balik bertanya. Kakak ini gimana ? ditanya kok malah balik nanya, balasku dengan nada agak kesal. Hmm, aku tau sebenarnya hal ini pasti akan terjadi, jawab Kak Dicky. Maksudnya kak ? aku tak mengerti.
                Aku minta maaf karena tidak langsung menjawab, aku merasa sepertinya kamu memang sedang berusaha mendekatiku kan ? apa itu benar ? tanya Kak Dicky. Kak, sebenarnya sudah cukup lama aku menyimpan rasa suka pada kakak, jelasku padanya. Selama ini aku mencoba untuk dekat dengan Kakak, mencoba untuk menarik perhatian Kakak, namun selama ini tak ada respon yang Kakak berikan, oleh karena itu sebaiknya kukatakan ini pada Kakak. Aku suka pada Kakak, aku ingin jadi pacar Kakak, jelasku panjang lebar. Kak Dicky terdiam sejenak lalu berkata, sebenarnya apa sih yang kamu suka dari orang sepertiku ?  banyak kak, ,mulai dari sikap Kakak yang baik, pribadi kakak serta prestasi yang Kakak miliki, jelasku padanya. Hmm, jadi begitu ya. Maaf, aku nggak bisa sahut Kak Dicky. Kenapa Kak ? tanyaku. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri kalo aku tak akan pacaran selama masih sekolah. sekarang sudah kelas 3, lebih baik aku mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian daripada harus pacaran. Aku takut dengan pacaran akan mengganggu kegiatanku dalam belajar, jelas Kak Dicky.
                Aku terdiam sejenak, kalo begitu tidak apa-apa Kak. Aku tau Kakak memang harus fokus untuk menghadapi ujian, bisa dekat dengan Kakak saja aku sudang senang. Setelah itu aku pergi meninggalkan Kak Dicky dengan menahan rasa sesak di hati. Aku merenung, dan berpikir apakah aku sama sekali tidak menarik baginya ? lalu seperti apa orang yang bisa menarik perhatiannya. Aku merasa terpukul. Keesokan harinya aku coba untuk melimpahan isi hatiku dengan menceritakan ini pada Kak Irma. Aku cerita padanya tentang semua yang terjadi saat aku nyatakan cinta pada Kak Dicky, lalu aku ditolak dan dijelaskan apa alasannya aku ditolak, aku bercerita panjang lebar pada Kak Irma. Oh, jadi begitu ya. Ya sudah kalo begitu kamu terima aja. Memang benar kalo sekarang sudah kelas 3, dan ujian pun ada didepan mata, wajar kalo dia menolakmu, kata Kak Irma. Iya Kak, jawabku pelan. Sejak aku mendapat penjelasan dari Kak Irma aku pun sadar, bahwa memang benar kali ini Kak Dicky harus melakukan banyak persiapan untuk ujian. Dari situ justru aku semakin suka pada Kak Dicky. Kak Dicky merupakan tipe cowok idamanku.
                Dengan begini aku semakin bersemangat untuk bisa mendapatkan Kak Dicky. Aku yakin jika dia telah lulus, maka dia akan mau menerimaku sebagai pacarnya. Kak Dicky memang sudah kelas 3, sementara aku yang masih kelas 1 juga tetap harus banyak belajar. Karena nanti kelas 1 juga akan menghadapi Ujian Tengah Semester, lalu juga harus melewati Ujian Kenaikan Kelas. Hmm, berat juga ya. Tapi berkat Kak Dicky kini aku menjadi semangat untuk belajar, semangat untuk meraih prestasi, itu juga karena aku tak mau kalah sama Kak Dicky. Waktu semakin cepat berlalu, kelas 3 mulai menghadapi ujian yang akan menentukan kelulusan mereka. Mulai dari Uji Kompetensi (ujian praktek kejuruan), Ujian Praktek, Ujian Sekolah, sampai yang terakhir Ujian Nasional. Banyak banget rintangan yang harus dilewati, tapi aku yakin Kakak-kakak kelas 3 dapat melewatinya dengan hasil yang baik, termasuk Kak Dicky.
                Selain itu aku juga sebagai kelas 1 harus menghadapi yang namanya Ujian Tengah Semester atau disingkat jadi UTS. Aku nggak mau kalah dari Kak Dicky, aku akan berjuang supaya UTS kali ini mendapat nilai yang baik. Semangat sekali aku, apalagi kalo teringat wajah Kak Dicky. UTS pun telah dilewati, aku menunggu hasilnya. Sementara kelas 3 masih menghadapi Ujian Sekolah. Aku berdo’a agar semua kakak kelas 3 bisa lulus dengan hasil yang terbaik. Beberapa minggu setelah Ujian Sekolah tak terasa Ujian Nasional pun tiba. Walaupun aku belum menghadapi UN tapi aku merasa sangat deg-degan. Aku terus berdo’a agar semuanya berjalan dengan lancar dan semua kakak kelas 3 lulus dengan nilai yang baik. Beberapa hari kemudian akhirnya UN telah dilewati, aku merasa lega. Tapi bukan berarti aku sudah bisa tenang, karena yang harus aku hadapi adalah Ujian Kenaikan Kelas, yakin bisa dan tetap semangat.
                Setelah beberapa waktu akhirnya tiba waktu pengumuman kelulusan. Walaupun aku tidak menghadapi Ujian tapi merasa deg-degan banget. Aku khawatir, gimana ya hasil ujian kakak-kakak kelas 3 ini ? semoga hasilnya bagus. Setelah tau bahwa telah diumumkan kelulusan kutanya pada Kak Dicky. Kak, gimana hasilnya ? ketika kutanyakan itu Kak Dicky pun meneteskan air mata dan tiba-tiba memelukku. Terima kasih ya Git, atas semua bantuan semangat dan do’anya. Alhamdulillah aku lulus dengan nilai yang memuaskan, kata Kak Dicky sambil mengusap matanya. Alhamdulillah juga Kak, kalo gitu aku juga ikut senang, semoga setelah lulus ini Kakak bisa mendapat pekerjaan yang baik. Amien terima kasih Git, jawab Kak Dicky. Waduh, senang sekali aku merasakan dipeluk oleh Kak Dicky. Mungkin dengan begini kami akan bisa menjalin hubungan yang memang telah tertunda, tapi aku tak mau mengganggu kesenangan Kak Dicky kali ini dengan permintaanku itu, lain kali saja kukatakan pada Kak Dicky.
                Setelah ini kamu yang harus fokus untuk menghadapi Ujian Kenaikan Kelas, aku akan mendoakanmu, saur Kak Dicky. Terima kasih ya Kak, jawabku. Waktu pun berlalu, aku menghadapi Ujian Kenaikan Kelas. Kuhadapi dengan santai dan optimis bisa mendapat hasil yang baik. Waktu pun berlalu begitu cepatnya. Tibalah saat pembagian raport, dan Alhamdulillah aku mendapat nilai yang baik serta masuk 5 besar peringkat kelas. Ya meskipun nggak jadi ranking 1 kayak Kak Dicky, aku bersyukur sudah melakukan peningkatan prestasi yang sebelumnya belum pernah kucapai. Aku senang sekali, tapi kurasa ini waktunya untuk mengungkapkan kembali isi hatiku pada Kak Dicky. Ku ajak dia untuk ketemuan di suatu tempat, kami pun saling bertemu. Kuceritakan bahwa aku telah berhasil masuk 5 besar peringkat di kelas, lalu Kak Dicky tersenyum dan berkata hebat juga kamu ya. Ahh, Kakak bisa aja, tapi aku belum bisa menyamai prestasi Kakak.
 Oh ya kak, ini merupakan waktu yang kutunggu-tunggu. Aku merasa ini waktu yang tepat untuk menyatakan ini pada Kakak. Kak Dicky hanya diam sambil memperhatikanku. Aku rasa aku ingin bilang… tiba-tiba Kak Dicky menghentikan pembicaraan dengan menutup mulutku. Gita, aku sangat berterima kasih atas semua dorongan motivasi dan do’a yang telah kau berikan. Sejuujurnya aku merasa sangat senang bisa mengenalmu, akupun merasa nyaman dekat denganmu. Ketika kau menyatakan cinta padaku dulu dan aku menolaknya, aku merasa sangat berdosa telah melakukan itu. Aku seperti berdosa karena telah menolak gadis cantik yang baik hati sepertimu ini. Kali ini aku takkan membiarkanmu menyatakan cinta padaku, kali ini aku yang akan bilang. Gita, maukah kau menjadi pacarku ?
Aku tak menyangka kalau Kak Dicky akan berkata seperti itu padaku, tapi aku merasa sangat bahagia ,mendengar kata-kata yang baru saja terucap dari mulut Kak Dicky ini. Baiklah Kak, aku mau kok jadi pacar Kakak. Beneran ? tanya Kak Dicky. Iya Kak, jawabku. Alhamdulillah terima kasih ya, kau mau menerimaku setelah sebelumnya mungkin aku telah melukaimu. Maafkan aku karena menolakmu waktu itu. Aku merasa sangat terharu mendengar kata-kata yang dikatakan oleh Kak Dicky. Iya, terima kasih juga Kak, karena berkat Kakak juga aku jadi bersemangat untuk meraih prestasi. Dan karena waktu itu Kakak menolakku aku jadi sadar kalau prestasi itu penting, jika waktu itu aku berpacaran dengan Kakak  mungkin saat ini aku tak akan bisa masuk 5 besar peringkat kelas, terima kasih ya Kak. Moment pada ini akan menjadi moment yang tak akan pernah kulupakan seumur hidupku. Semoga hubunganku dengan Kak Dicky bisa langgeng dan bertahan lama. Kini aku menyadari bahwa cinta itu memiliki kekuatan yang sangat luar biasa dan mampu mengubah orang yang merasakannya. Aku bersyukur karena cinta ini bisa mengubahku kearah yang lebih positif.

2 komentar:

  1. Tidak semuanya semudah itu, ketika dihadapkan pada kenyataan antara prestasi yang notabenenya menjadi prioritas belajar dengan Cinta ya secara kodrat pasti ada di diri remaja, kebimbangan pasti akan muncul, belum lagi melihat kebelakang betapa baik dan kelebihan yang dimiliki oleh lawan jenis kita

    BalasHapus