Sejak masuk SMK aku bertemu dengan sosok orang yang tak pernah diduga-duga.
Dia adalah kakak kelasku, Dicky namanya. Kak Dicky menurutku adalah sosok kakak
kelas yang cocok untuk dijadikan sosok teladan bagi adik-adiknya di sekolah.
Dia merupakan orang yang baik, rajin, dan mempunyai wibawa. Dia juga merupakan
siswa yang pandai di kelasnya, selain itu dia memiliki paras wajah yang bisa
membuat hati perempuan luluh kalo
melihatnya, hmmm... dia itu ganteng banget. Entah apa yang ada di benakku saat
ini, aku selalu teringat padanya. Meskipun di sekolah kami saling mengenal
hanya sebagai teman biasa, tapi yang kurasakan adalah lebih dari itu. Dia
merupakan sosok cowok yang aku suka dan aku kagumi, Hmmm…. sepertinya, aku jatuh
cinta padanya.
Aku saling kenal dengan Kak
Dicky melalui ekskul, dia merupakan sosok senior yang baik. Suatu saat ketika aku
dan teman-temanku ngobrol di kelas, kami sedang membicarakan Kak Dicky. Eh, tau
gak ? katanya Kak Dicky itu ranking 1 di kelasnya, kata Sinta pada yang lain. Iya,
aku udah tau itu dari Kak Irma, sahut Lisa. Eh, tapi ada yang aneh lho, katanya
dia itu belum punya pacar, Sinta menambahkan. Oh ya ? ”masa sih cowok yang
keren, pinter dan ganteng kayak dia gak punya pacar”, jawab Desy. Aku
sebenernya suka sama Kak Dicky, tapi gimana ya ? dengan suara pelan aku
menambah pembicaraan dalam obrolan mereka. Apa ? kamu suka sama dia ? jawab
yang lain serentak. Kayaknya ini kesempatan yang bagus buat kamu Git, soalnya
Kak Dicky itu belum punya pacar, jawab Sinta. Ya udah, kalo kamu emang suka
kita akan bantu kamu kok, tambah Desy. Kalo gitu terima kasih ya, jawabku pada
mereka. Aku senang teman-teman mau membantuku untuk bisa jadian sama Kak Dicky.
Sepulang sekolah aku dan Sinta
bertemu dengan Kak Dicky. Hai kak, sapa Sinta. Hai juga, jawab Kak Dicky
singkat. Kakak belum pulang ? Sinta memulai pembicaraan. Nggak, masih ada tugas
nih, sahut Kak Dicky. Dalam percakapan ini Sinta bermaksud untuk mengajakku
ngobrol dengan Kak Dicky, agar kami lebih akrab. Tapi, aku malah nervous banget
nih. Selama Sinta dan Kak Dicky terus berbincang-bincang seharusnya aku bisa
ikut bergabung, namun aku merasa canggung ketika berhadapan dengan Kak Dicky
sehingga aku pun tidak banyak bicara. Dalam hati aku merasa sangat kesal,
padahal ini kesempatan yang bagus, kenapa malah deg-degan kaya gini. Ketika aku
terlihat tampak gusar Kak Dicky melemparkan pertanyaan padaku. Gita, kamu nggak
apa-apa ? nggak apa-apa Kak, jawabku pelan. Sadar kalau ini belum waktu yang
tepat untuk bisa saling dekat akhirnya Sinta pun menutup pembicaraan. Hmmm, ya
udah kalo gitu kami pulang duluan ya Kak. Ya udah kalo gitu, hati-hati di jalan
ya, jawab Kak Dicky.
Git, kok dari tadi kamu diem
mulu ? kenapa nggak ikut ngobrol ? Tanya Sinta padaku. Tadi aku deg-degan
banget Sin, jawabku. Hmmm… ya udah kalo gitu, mungkin setiap hari kamu harus
lebih sering ngobrol sama Kak Dicky, biar nggak canggung lagi. Iya Sin,
jawabku. Hari demi hari terus berlalu, Sinta memang cepat akrab dengan orang
lain. Setiap hari dia selalu membuka perbincangan dengan Kak Dicky, namun aku
masih belum bisa seakrab Sinta. Setiap hari Sinta selalu membantuku untuk bisa
akrab dengan Kak Dicky, dia memang sahabat baikku. Seiring dengan berjalannya
waktu akhirnya aku bisa akrab dengan Kak Dicky, hubungan kami sudah seperti
teman dekat. Kini tak ada lagi perasaan canggung ketika berbicara dengannya. Makin
lama kami makin akrab. Senang sekali rasanya bisa dekat dengan Kak Dicky. Baru
bisa dekat saja sudah senang sekali, apalagi kalo bisa jadi pacarnya.
Setelah akrab seperti ini bukan
berarti sudah tidak ada masalah, bagaimana caranya supaya aku bisa menjadi
pacar Kak Dicky ? jika hanya seperti ini Kak Dicky hanya akan mengganggapku
sebagai teman biasa, tapi aku menginginkan suatu hal yang lebih dari teman
biasa. Aku merasa bingung, apa yang harus dilakukan agar bisa berpacaran dengan
Kak Dicky ? tanyaku pada Sinta. Hmmm… sepertinya kamu harus melakukan
pendekatan, cari tau semua yang dia suka. Lalu kamu ikuti apa yang dia suka, jawab
Sinta dengan antusias. Boleh juga saranmu, okelah kalo gitu akan kucoba. Akhirnya
ku ikuti saran yang diberikan oleh Sinta. Kucoba untuk mencari tau apa aja sih
yang Kak Dicky suka. Ketika sedang ngobrol dengan Kak Dicky selalu kuselipkan
pertanyaan tentang apa hal yang dia suka. Bukan hanya melalui percakapan
dengannya, tapi kucari juga info melalui akun facebook dan beberapa orang
temannya. Waduh, semangat banget aku mencari info tentang hal yang disukai oleh
Kak Dicky. Seandainya aku sesemangat ini saat sedang belajar, pasti nilaiku
akan lebih baik lagi.
Salah satu teman baik Kak Dicky
adalah Kak Irma, dia adalah teman sekelas Kak Dicky. Aku tanyakan beberapa hal
kepada Kak Irma. Kak, boleh tanya sesuatu nggak ? tanyaku pada Kak Irma. Hmmm,
memang mau tanya apa ? balas Kak Irma. Saya mau tau lebih banyak tentang Kak
Dicky. Lalu Kak Irma pun menceritakan semua yang ia tau tentang Kak Dicky. Yang
dia ceritakan adalah tentang hobi Kak Dicky, makanan kesukaannya, hal yang
disenanginya serta hal yang ditakutinya. Ehmm.. Kak, kira-kira tau nggak tipe
cewek yang disukai Kak Dicky, aku kembali mengajukan pertanyaan. Oh, kalo
masalah itu sih aku kurang tau, karena sampai sekarang dia belum pernah punya
pacar, jelas Kak Irma. Tapi, kalo aku mau jadi pacarnya apakah dia akan mau ?
gumamku dalam hati. Eh, jangan-jangan kamu suka sama Dicky ya ! ledek Kak Irma.
Ahh, Kakak tau aja, balasku. Kalo kamu ingin jadi pacarnya Dicky kamu harus
berusaha sebisa mungkin agar dia suka sama kamu. Soalnya sebelum ini pernah ada
cewek yang mencoba mendekati Dicky, tapi mungkin karena Dicky tidak suka jadi
dia hanya dianggap sebagi teman saja. Dicky belum pernah pacaran, jadi dia
kurang peka sama perasaan perempuan. Jadi kamu harus membuatnya tau kalo kamu
itu menyimpan perasaan terhadapnya, jelas Kak Irma. Oh ya kalo begitu aku akan
mencobanya, terima kasih Kak atas bantuannya, kataku menutup pembicaraan.
Aku harus bisa membuat Kak Dicky
tau kalo aku itu menyukainya, tapi apa yang bisa kulakukan ? untuk saat ini aku
harus bisa menyukai apa hal-hal yang Kak Dicky suka. Dia suka sepakbola akupun
mau tak mau harus suka sepakbola. Dia suka sama musik dangdut, ya mau tak mau
aku harus suka juga. Minimal tau sedikit. Selain itu juga aku mencoba untuk
memberikan perhatian lebih padanya, misalnya aku lebih sering menanyai kabarnya
melalui sms. Aku juga berusaha mencoba agar dia mau mempercayaiku untuk menjadi
teman curhatnya, dengan cara sering curhat dengannya. Maksudnya agar dia juga
mau curhat denganku. Selama masa pendekatan ini terus dilakukan, semakin dekat
aku dengan Kak Dicky. Sampai-sampai teman-temanku menyangka kalau aku dan dia
sudah pacaran. Kami lebih sering ngobrol berdua, itulah yang menyebabkan
teman-teman menyangka kalau aku sudah pacaran dengan Kak Dicky.
Cie-cie, kayaknya ada yang udah
jadian nih, goda Desy. Hmm belum Des, kami belum jadian jawabku. Wah masa sih ?
tapi kalian kelihatannya udah sangat dekat, tambah Desy. Belum Des, sebenarnya
aku yakin dia tuh tau kalo aku suka padanya tapi, sampai sekarang dia belum
nembak aku. Wahh, jangan-jangan Kak Dicky itu memang belum tau kalo kamu itu
suka padanya, kata Sinta. Iya, mungkin juga tuh, tambah Lisa. Jadi aku harus
gimana dong ? tanyaku pada mereka. Mending kamu bilang aja ke Kak Dicky kalo
kamu suka padanya, saran Lisa. Tapi, masa cewek yang nembak cowok ? sahutku.
Jaman sekarang udah nggak aneh ada cewek yang nembak cowok, jelas Lisa. Eh,
tapi sebaiknya kamu tunggu dulu apakah Kak Dicky memberikan respon atau tidak,
jika sudah cukup lama tidak memberikan respon tak ada salahnya kalo kamu
nyatakan cinta padanya, Sinta menambahkan. Baiklah kalo begitu aku akan
mengikuti saran kalian, terima kasih atas bantuannya.
Beberapa hari kulakukan terus
hal yang biasa aku lakukan, membuat Kak Dicky sadar kalo aku menaruh perasaan
terhadapnya. Kami memang dekat, tapi sama sekali tak ada respon dari Kak Dicky.
Mungkin benar apa yang dikatakan oleh Kak Irma kalo Kak Dicky itu kurang peka
terhadap perasaan perempuan, atau mungkin dia sudah tau tapi dia tidak punya
perasaan padaku. Aku semakin bingung, mungkin sudah saatnya bagiku untuk
menjelaskan yang sebenarnya pada Kak Dicky tentang perasaanku ini. Akhirnya
suatu saat ketika pulang sekolah aku ngobrol dengan Kak Dicky. Sebenarnya aku
sangat deg-degan, tapi aku harus mengatakannya terus terang. Kak, sebenarnya
ada yang ingin kutanyakan, tanyaku pada Kak Dicky. Ada apa ? jawab Kak Dicky.
Sebenarnya Kakak itu sayang nggak sama aku ? setelah kutanyakan hal ini wajah
Kak Dicky tampak berubah, sepertinya dia bingung mau jawab apa. Kakak kenapa ?
tanyaku lagi. Ehm, nggak apa-apa. Tadi kenapa kamu menanyakan hal itu, Kak
Dicky balik bertanya. Kakak ini gimana ? ditanya kok malah balik nanya, balasku
dengan nada agak kesal. Hmm, aku tau sebenarnya hal ini pasti akan terjadi,
jawab Kak Dicky. Maksudnya kak ? aku tak mengerti.
Aku minta maaf karena tidak
langsung menjawab, aku merasa sepertinya kamu memang sedang berusaha
mendekatiku kan ? apa itu benar ? tanya Kak Dicky. Kak, sebenarnya sudah cukup
lama aku menyimpan rasa suka pada kakak, jelasku padanya. Selama ini aku
mencoba untuk dekat dengan Kakak, mencoba untuk menarik perhatian Kakak, namun
selama ini tak ada respon yang Kakak berikan, oleh karena itu sebaiknya
kukatakan ini pada Kakak. Aku suka pada Kakak, aku ingin jadi pacar Kakak,
jelasku panjang lebar. Kak Dicky terdiam sejenak lalu berkata, sebenarnya apa
sih yang kamu suka dari orang sepertiku ? banyak kak, ,mulai dari sikap Kakak yang baik,
pribadi kakak serta prestasi yang Kakak miliki, jelasku padanya. Hmm, jadi
begitu ya. Maaf, aku nggak bisa sahut Kak Dicky. Kenapa Kak ? tanyaku. Aku
sudah berjanji pada diriku sendiri kalo aku tak akan pacaran selama masih
sekolah. sekarang sudah kelas 3, lebih baik aku mempersiapkan diri untuk
menghadapi ujian daripada harus pacaran. Aku takut dengan pacaran akan
mengganggu kegiatanku dalam belajar, jelas Kak Dicky.
Aku terdiam sejenak, kalo begitu
tidak apa-apa Kak. Aku tau Kakak memang harus fokus untuk menghadapi ujian,
bisa dekat dengan Kakak saja aku sudang senang. Setelah itu aku pergi meninggalkan
Kak Dicky dengan menahan rasa sesak di hati. Aku merenung, dan berpikir apakah
aku sama sekali tidak menarik baginya ? lalu seperti apa orang yang bisa
menarik perhatiannya. Aku merasa terpukul. Keesokan harinya aku coba untuk
melimpahan isi hatiku dengan menceritakan ini pada Kak Irma. Aku cerita padanya
tentang semua yang terjadi saat aku nyatakan cinta pada Kak Dicky, lalu aku
ditolak dan dijelaskan apa alasannya aku ditolak, aku bercerita panjang lebar
pada Kak Irma. Oh, jadi begitu ya. Ya sudah kalo begitu kamu terima aja. Memang
benar kalo sekarang sudah kelas 3, dan ujian pun ada didepan mata, wajar kalo
dia menolakmu, kata Kak Irma. Iya Kak, jawabku pelan. Sejak aku mendapat
penjelasan dari Kak Irma aku pun sadar, bahwa memang benar kali ini Kak Dicky
harus melakukan banyak persiapan untuk ujian. Dari situ justru aku semakin suka
pada Kak Dicky. Kak Dicky merupakan tipe cowok idamanku.
Dengan begini aku semakin
bersemangat untuk bisa mendapatkan Kak Dicky. Aku yakin jika dia telah lulus,
maka dia akan mau menerimaku sebagai pacarnya. Kak Dicky memang sudah kelas 3,
sementara aku yang masih kelas 1 juga tetap harus banyak belajar. Karena nanti
kelas 1 juga akan menghadapi Ujian Tengah Semester, lalu juga harus melewati
Ujian Kenaikan Kelas. Hmm, berat juga ya. Tapi berkat Kak Dicky kini aku
menjadi semangat untuk belajar, semangat untuk meraih prestasi, itu juga karena
aku tak mau kalah sama Kak Dicky. Waktu semakin cepat berlalu, kelas 3 mulai menghadapi
ujian yang akan menentukan kelulusan mereka. Mulai dari Uji Kompetensi (ujian
praktek kejuruan), Ujian Praktek, Ujian Sekolah, sampai yang terakhir Ujian
Nasional. Banyak banget rintangan yang harus dilewati, tapi aku yakin
Kakak-kakak kelas 3 dapat melewatinya dengan hasil yang baik, termasuk Kak
Dicky.
Selain itu aku juga sebagai
kelas 1 harus menghadapi yang namanya Ujian Tengah Semester atau disingkat jadi
UTS. Aku nggak mau kalah dari Kak Dicky, aku akan berjuang supaya UTS kali ini
mendapat nilai yang baik. Semangat sekali aku, apalagi kalo teringat wajah Kak
Dicky. UTS pun telah dilewati, aku menunggu hasilnya. Sementara kelas 3 masih
menghadapi Ujian Sekolah. Aku berdo’a agar semua kakak kelas 3 bisa lulus
dengan hasil yang terbaik. Beberapa minggu setelah Ujian Sekolah tak terasa
Ujian Nasional pun tiba. Walaupun aku belum menghadapi UN tapi aku merasa
sangat deg-degan. Aku terus berdo’a agar semuanya berjalan dengan lancar dan
semua kakak kelas 3 lulus dengan nilai yang baik. Beberapa hari kemudian
akhirnya UN telah dilewati, aku merasa lega. Tapi bukan berarti aku sudah bisa
tenang, karena yang harus aku hadapi adalah Ujian Kenaikan Kelas, yakin bisa
dan tetap semangat.
Setelah beberapa waktu akhirnya
tiba waktu pengumuman kelulusan. Walaupun aku tidak menghadapi Ujian tapi
merasa deg-degan banget. Aku khawatir, gimana ya hasil ujian kakak-kakak kelas
3 ini ? semoga hasilnya bagus. Setelah tau bahwa telah diumumkan kelulusan
kutanya pada Kak Dicky. Kak, gimana hasilnya ? ketika kutanyakan itu Kak Dicky
pun meneteskan air mata dan tiba-tiba memelukku. Terima kasih ya Git, atas
semua bantuan semangat dan do’anya. Alhamdulillah aku lulus dengan nilai yang
memuaskan, kata Kak Dicky sambil mengusap matanya. Alhamdulillah juga Kak, kalo
gitu aku juga ikut senang, semoga setelah lulus ini Kakak bisa mendapat
pekerjaan yang baik. Amien terima kasih Git, jawab Kak Dicky. Waduh, senang
sekali aku merasakan dipeluk oleh Kak Dicky. Mungkin dengan begini kami akan
bisa menjalin hubungan yang memang telah tertunda, tapi aku tak mau mengganggu
kesenangan Kak Dicky kali ini dengan permintaanku itu, lain kali saja kukatakan
pada Kak Dicky.
Setelah ini kamu yang harus
fokus untuk menghadapi Ujian Kenaikan Kelas, aku akan mendoakanmu, saur Kak
Dicky. Terima kasih ya Kak, jawabku. Waktu pun berlalu, aku menghadapi Ujian
Kenaikan Kelas. Kuhadapi dengan santai dan optimis bisa mendapat hasil yang
baik. Waktu pun berlalu begitu cepatnya. Tibalah saat pembagian raport, dan
Alhamdulillah aku mendapat nilai yang baik serta masuk 5 besar peringkat kelas.
Ya meskipun nggak jadi ranking 1 kayak Kak Dicky, aku bersyukur sudah melakukan
peningkatan prestasi yang sebelumnya belum pernah kucapai. Aku senang sekali,
tapi kurasa ini waktunya untuk mengungkapkan kembali isi hatiku pada Kak Dicky.
Ku ajak dia untuk ketemuan di suatu tempat, kami pun saling bertemu.
Kuceritakan bahwa aku telah berhasil masuk 5 besar peringkat di kelas, lalu Kak
Dicky tersenyum dan berkata hebat juga kamu ya. Ahh, Kakak bisa aja, tapi aku
belum bisa menyamai prestasi Kakak.
Oh ya kak, ini merupakan
waktu yang kutunggu-tunggu. Aku merasa ini waktu yang tepat untuk menyatakan
ini pada Kakak. Kak Dicky hanya diam sambil memperhatikanku. Aku rasa aku ingin
bilang… tiba-tiba Kak Dicky menghentikan pembicaraan dengan menutup mulutku.
Gita, aku sangat berterima kasih atas semua dorongan motivasi dan do’a yang
telah kau berikan. Sejuujurnya aku merasa sangat senang bisa mengenalmu, akupun
merasa nyaman dekat denganmu. Ketika kau menyatakan cinta padaku dulu dan aku
menolaknya, aku merasa sangat berdosa telah melakukan itu. Aku seperti berdosa
karena telah menolak gadis cantik yang baik hati sepertimu ini. Kali ini aku
takkan membiarkanmu menyatakan cinta padaku, kali ini aku yang akan bilang. Gita,
maukah kau menjadi pacarku ?
Aku tak menyangka kalau Kak Dicky akan berkata seperti itu padaku,
tapi aku merasa sangat bahagia ,mendengar kata-kata yang baru saja terucap dari
mulut Kak Dicky ini. Baiklah Kak, aku mau kok jadi pacar Kakak. Beneran ? tanya
Kak Dicky. Iya Kak, jawabku. Alhamdulillah terima kasih ya, kau mau menerimaku
setelah sebelumnya mungkin aku telah melukaimu. Maafkan aku karena menolakmu
waktu itu. Aku merasa sangat terharu mendengar kata-kata yang dikatakan oleh
Kak Dicky. Iya, terima kasih juga Kak, karena berkat Kakak juga aku jadi
bersemangat untuk meraih prestasi. Dan karena waktu itu Kakak menolakku aku
jadi sadar kalau prestasi itu penting, jika waktu itu aku berpacaran dengan
Kakak mungkin saat ini aku tak akan bisa
masuk 5 besar peringkat kelas, terima kasih ya Kak. Moment pada ini akan
menjadi moment yang tak akan pernah kulupakan seumur hidupku. Semoga hubunganku
dengan Kak Dicky bisa langgeng dan bertahan lama. Kini aku menyadari bahwa
cinta itu memiliki kekuatan yang sangat luar biasa dan mampu mengubah orang
yang merasakannya. Aku bersyukur karena cinta ini bisa mengubahku kearah yang
lebih positif.
i like it..
BalasHapusTidak semuanya semudah itu, ketika dihadapkan pada kenyataan antara prestasi yang notabenenya menjadi prioritas belajar dengan Cinta ya secara kodrat pasti ada di diri remaja, kebimbangan pasti akan muncul, belum lagi melihat kebelakang betapa baik dan kelebihan yang dimiliki oleh lawan jenis kita
BalasHapus